1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiGlobal

Riset: Berapa Kerugian Ekonomi Dari Sebuah Perang?

15 Februari 2024

Seberapa besar kerugian yang tercipta dari invasi Rusia bagi perekonomian Ukraina dan dunia? Riset oleh sebuah lembaga penelitian Jerman berusaha mengukur dampak perang terhadap pertumbuhan produk domestik bruto.

Kota Borodianka, Ukraina
Kehancuran akibat perang di UkrainaFoto: Celestino Arce Lavin/ZUMAPRESS/picture alliance

Hingga akhir tahun 2026 nanti, Ukraina akan kehilangan potensi ekonomi senilai USD 120 miliar akibat invasi Rusia. Adapun kerugian yang muncul dalam bentuk kerusakan aset ekonomi, seperti mesin atau bangunan pabrik, malah lebih besar, hampir satu triliun Dollar AS.

Kesimpulan itu diumumkan pada Rabu (14/2) dalam studi Institut Perekonomian Global (IfW) dan Universitas Tübingen di Jerman.

Perang Ukraina juga ikut membebani perekonomian negara lain. Menurut riset, dalam rentang lima tahun antara 2022 hingga 2026, diprediksi tercipta kerugian senilai USD 260 miliar dari potensi ekonomi. Sebanyak 70 miliar Dollar AS diantaranya harus ditanggung negara-negara Uni Eropa.

Analisa data historis

Dasar penelitian adalah analisa data-data historis yang mencakup lebih dari 150 perang sejak tahun 1870. Para peneliti ingin menjawab seberapa kuat laju penurunan PDB dan kenaikan inflasi dalam lima tahun masa perang di Ukraina.

"Penghitungan bersandar pada rata-rata biaya perang antarnegara di masa lalu. Bergantung pada durasi dan intensitas perang, skenario yang muncul bisa beragam," kata Jonathan Federle, penulis utama studi dari IfW Kiel.

"Dampak perang terhadap negara lain yang kami ukur memperhatikan terutama hubungan perdagangan akibat kedekatan geografis dan ukuran perekonomian yang terlibat dalam perang," imbuhnya lagi.

Meramal kerugian perang

Berdasarkan data dan parameter yang ada, para peneliti di Kiel bisa memprediksi seberapa besar kerusakan ekonomi yang tercipta jika terjadi perang.

Proyeksi tersebut bersifat relevan mengingat juga ada kisruh seputar Taiwan yang berpotensi memicu perang antara Cina dan Amerika Serikat. Dalam skenario tersebut, perang selama lima tahun di Taiwan diprediksi akan memicu kerugian senilai 2,2 triliun Dollar AS pada PDB.

Taiwan terkoneksi erat dengan perekonomian global lewat berbagai sektor, terutama industri mikrochip dan semikonduktor. Peneliti IfW meyakini, angka kerugian perang akan jauh lebih tinggi ketimbang yang diperkirakan.

Contoh lain adalah Iran. Dalam skenario perang atau invasi, kerugian yang akan tercipta selama lima tahun terhadap pertumbuhan PDB global akan mencapai 1,7 triliun Dollar AS. Perkiraannya lebih kecil ketimbang Taiwan karena Iran cendrung terisolasi dari perekonomian global.

Perkembangan Dunia Sains Terancam Serangan Rusia atas Ukraina

07:34

This browser does not support the video element.

Peranti digital ungkap batasan ilmiah

Selain riset ekonomi, peneliti di Kiel juga mengembangkan sebuah peranti digital yang dibuka bebas untuk umum. Melaluinya, pengguna bisa menghitung kerugian dari berbagai perang dalam sejarah. Namun pemodelannya hanya bersandar pada kerugian ekonomi pada PDB dan pergerakan saham, demikian peringatan para peneliti.

Peringatan tersebut diharapkan bisa memudahkan pengguna memahami batasan ilmiah dalam memprediksi masa depan dengan data historis.

"Secara keseluruhan, penghitungan kami menunjukkan betapa ekonomisnya nilai perdamaian dan betapa destruktifnya sebuah perang di wilayah sendiri," tutur Presiden IfW, Moritz Schularick. Dia menyimpulkan, yang paling berharga pada daya gertak militer menurut sudut pandang ekonomi adalah kemampuannya mencegah perang, bukan memulainya.

rzn/as

Andreas Becker Editor bisnis dengan fokus pada perdagangan global, kebijakan moneter dan globalisasi.
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait