1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KriminalitasJerman

Politisi Jerman Kembali Jadi Sasaran Serangan Fisik

8 Mei 2024

Bekas Wali Kota Berlin Franziska Giffey terluka setelah serangan di sebuah perpustakaan di ibu kota. Insiden ini melengkapi tren serangan fisik dan verbal terhadap politisi yang belakangan kian marak di Jerman.

Senator Berlin Franziska Giffey
Senator Berlin Franziska GiffeyFoto: Fabian Sommer/dpa/picture alliance

Senator Berlin untuk Ekonomi, Energi dan Korporasi, Franziska Giffey, mengalami luka ringan di kepala dan akibatnya harus dirawat di rumah sakit, lapor Kepolisian Berlin, Selasa (7/5) malam. Dia dikabarkan diserang oleh seorang pria tak dikenal.

Tersangka secara mendadak „menyerang korban dari belakang dan memukul kepala dan lehernya dengan tas berisi benda keras" pada Selasa sore, menurut keterangan polisi dan kantor kejaksaan Berlin.

Akibat serangan tersebut, Giffey „dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani rawat jalan karena nyeri di bagian kepala dan leher," kata polisi dan kantor kejaksaan dalam sebuah pernyataan.

Sontak, reaksi keras bermunculan, termasuk dari Senator Berlin untuk Olahraga Iris Spranger yang mengutuk serangan „terhadap politisi serta petugas pemilu, yang semuanya berkomitmen pada diskursus demokratis."

German lawmaker seriously injured in assault

04:17

This browser does not support the video element.

Kekerasan anti-demokrasi

Tren serangan verbal atau fisik terhadap politisi semakin marak terjadi di Jerman. Pada tahun 2023, kepolisian mencatat sebanyak 2.790 insiden, menurut jawaban pemerintah federal kepada parlemen di Berlin, akhir Januari lalu, seperti dilansir media-media nasional.

Korban terbanyak merupakan kader Partai Hijau dengan 1.219 kasus. Adapun politisi partai populis kanan, Alternatif untuk Jerman, AfD, mencatatkan jumlah serangan fisik terbanyak dengan 86 kasus, dibandingkan 62 tindak kekerasan terhadap perwakilan Partai Hijau.

Fenomena kekerasan terhadap politisi bukan hal baru di Jerman. Pada tahun 2015 silam, seorang ekstremis kanan Jerman menusuk leher Wali Kota Köln Henriette Reker. Empat tahun kemudian, politisi Partai Uni Kristen Demokrat, CDU, Walter Lübcke dibunuh oleh simpatisan neo Nazi di kediamannya sendiri.

Pekan lalu, kandidat partai SPD untuk Parlemen Eropa Matthias Ecke dipukuli sekelompok orang saat sedang menempel plakat kampanye di kota Dresden. Dia mengalami luka serius dan harus menjalani operasi. Para pelaku kemudian menyerahkan diri ke kepolisian. Mereka berusia 17 dan 18 tahun.

Politician's killing an 'alarm bell' for Germany

02:05

This browser does not support the video element.

Perlindungan negara

Maraknya serangan politik kembali menyulut perdebatan seputar kelangsungan demokrasi di Jerman. Buntutnya, Konferensi Menteri Dalam Negeri Negara Bagian merekomendasikan agar perlindungan bagi politisi diperkuat dan hukum diperketat, pada Senin (7/5) kemarin.

Mendagri Nancy Facer berjanji akan merangkul Kementerian Kehakiman untuk menyiapkan legislasi terkait. Menurutnya, perlindungan maksimal tidak bisa dicapai hanya dengan pengamanan oleh aparat keamanan.

"Polisi tidak bisa selalu ada di semua tempat pada saat yang bersamaan, tapi aparat bisa menyesuaikan konsep pengamanan dan memperkuat jumlah personel seperti yang sudah dilakukan di sejumlah tempat,"  kata dia seperti dikutip Reuters.

Hal senada dikatakan Senator Berlin Iris Spranger. "Konferensi para menteri dalam negeri kemarin sepakat pada sesi khusus bahwa demokrasi harus dilindungi secara lebih efektif terhadap ujaran kebencian dan informasi palsu,” ujarnya.

"Perlindungan individu dari serangan politik berdasarkan hukum pidana diperlukan untuk melindungi demokrasi itu sendiri,” imbuhnya.

rzn/hp (afp, dpa, rtrd)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait